Minggu, 17 Februari 2013

Puisi di Film Ada Apa dengan Cinta?

Masih inget kan film fenomenal Ada Apa dengan Cinta? disitu ada puisi judulnya perempuan, gw suka banget sama puisi itu, nih gw share ya puisinya;


Perempuan
Perempuan datang atas nama cinta, bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti Bulan lelap tidur di hatimu, yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya?
Meninggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku lihat karya surga dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali dalam satu purnama
untuk mempertanyakan lagi cintanya
Bukan untuknya, bukan untuk siapa . .
Tapi untuk ku..
Karna aku ingin kamu
Itu saja..



nah, kalo puisi yang satu ini, puisi yang Cinta bikin untuk perlombaan puisi di sekolahnya, yang ternyata di menangkan oleh Rangga. Puisi Aku Ingin Bersama Selamanya ini, di desikasikan Cinta untuk sahabat-sahabatnya,


Aku ingin bersama selamanya
Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap nafas yang terhembus adalah kata
Angan, debur, dan emosi
Bersatu dalam jubah terpautan
Tangan kita terikat , lidah kita menyatu . .
Maka setiap apa terucap adalah sabda pendita ratu
Ah .. Diluar itu pasir, diluar itu debu
Hanya angin meniup saja lalu terbang hilang tak ada
Tapi Kita tetap menari
Menari cuma kita yang tau
jiwa ini tandu , maka duduk saja
maka akan kita bawa
semua..
karena kita adalah satu


And than, puisi yang satu ini, puisi yang paling di kenal banget di film ini. Puisi ini yang membuat Rangga memenangkan lomba puisi di sekolahnya dan mengalahkan Cinta, Puisi ini juga sempet di jadiin musikalisasi sama Cinta,


Tentang Seseorang

Ku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
ku lari ke pantai, kemudian teriakku
sepi, sepi dan sendiri aku benci

aku ingin bingar,
aku mau di pasar,
bosan aku dengan penat, 
dan enyah saja kau pekat,
seperti berjelaga jika ku sendiri

pecahkan saja gelasnya, biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh
ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
mengapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera
atau aku harus lari ke hutan kemudian belok ke pantai?




Ini film emang kece banget, Mira Lesmana dan Riri Riza mampu membangkitkan film indonesia yang sempet mati suri. AADC udah sempet jadi tren di kalangan anak-anak sekolah SMP dan SMU, extrakurikuler mading jadi laris gitu deh .. hehhehe potongan-potongan dialognya pun udah masuk ke pergaulan sehari-hari, kayak "Basiii, Madingnya udah siap terbit!" Film ini pun nyastra banget, terbukti adanya puisi dan musikalisasi puisi di dalamnya. Dian Sastro dan Nocholas Saputra pun jadi terangkat banget namanya dari film ini, tapi dua orang ini emang juara banget deh profesionalitas dan prestasinya. Semakin ke sini film Indonesia udah semakin nunjukin kekuatannya sih, yaaah walo pun film-film horor semi bokep masih banyak bermunculan. tapi sebenernya itu film masih aja terus-terusan bermunculan karena memang penontonnya masih aja banyak dan mau nonton film begituan... emmm udah saatnya nih para penikmat film Indonesia buat menonton film-film yang berkualitas dan mendidik aja, kalo udah ga ada peminatnya pasti tuh film horor gak jelas berenti di produksi... :)  Maju terus perfilman Indonesiaaaa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar